Kita sebagai manusia pasti pengen banget hidup penuh dengan kesuksesan, dalam hal apapun itu. Tapi apa kita sadar arti kata sukses itu sendiri?
Mungkin masih banyak diantara kita yang masih berfikir kalo kata 'SUKSES' itu berarti kita sekolah yang bener, kuliah di universitas paling digandrungi dengan pendidikan akademik yang tinggi, dapet kerjaan yang enak,gaji besar, jabatan tinggi, menjadi mapan di usia muda, lalu bisa membeli semua yang di mau dengan uangnya sendiri.
Dan kadang kita lupa. mungkin di saat kita sedang 'SUKSES' dalam hal di atas,kita melewati beberapa hal penting untuk kehidupan kita. Bagaimana dengan kemampuan sosialisasi yang kita punya, atau pendidikan dan praktik agama yang kita jalani ? Bagaimana hubungan kita dengan keluarga kita sendiri ? Sukses kah kita?
Ketika seseorang dikatakan sukses dalam kehidupan materialnya, tetapi dia tidak menjalin sosialisasi yang baik dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya, atau bahkan dia sama sekali tidak mengetahui apa yang harus di lakukan dalam menjalin hubungannya dengan Tuhan-nya, apa arti dari kesuksesannya yang dia dapat untuk kesenangan duniawi?
NOL !
Menurut saya pribadi, seseorang bisa di katakan SUKSES apabila dia bisa survive dalam lingkungan kehidupannya, apapun itu yang terjadi.
Ketika dia bertemu dengan sekelompok orang-orangi yang tidak baik, dia harus bisa membatasi dirinya agar tidak terbawa menjadi orang yang tidak baik juga.
Ketika dia mendapati dirinya terbangun miskin tanpa uang sepeserpun di pagi hari, dia harus berusaha mencari uang untuk menghidupi dirinya atau bahkan orang lain yang sama membutuhkannya dengan dia.
Ketika dia berkumpul dengan orang-orang baik, dia harus tau cara untuk menjadi yang paling baik dari sekelompok orang-orang itu.
Dan ketika dia bertemu dengan orang-orang yang menasihatinya, dia bisa menerima nya dengan ikhlas. Selain kebutuhan hidup, kita juga punya kebutuhan rohani dengan berjabat tangan dengan orang lain dan menguatkan diri untuk menghidupi dirinya sendiri.
Sukses lah hidupnya
Happiness, sadness and everything that happened in my life
Jumat, 14 Mei 2010
Senin, 05 April 2010
Thank You
Special thanks for My Heart :
*Vanny Raissa
*Auliani
*Windi Fauziah
yang udah bersedia nganter ke SLIPI, Rumah Affan :)
Makasih banget ya, kalian mau nemenin aku di susah-senengnya aku... Di susah senengnya Affan. Depok-Slipi. Lumayan yah guys, itu kita stupid2an bareng di jalan, sampe iseng2 naik ke PIJAY alias Slipi Jaya hahaha..
Mol yang ga oke punya lah..
Sampe di jemput Affan, ujan, masuk ke mall nya lagi, keluar udah kering baru jalan ke rumah Affan.
Sampe di rumahnya, lumayan keringetan. Oke lah buat yang lagi diet, bisa bikin kurus. Tapi ga kerasa cape, soalnya sambil ngobrol sih.
Di rumah Affan rame banget, banyak temen2nya dia. Affan orang baik ya, yang nemenin banyak :)
Balik dari Slipi kita ke arah Cawang dulu, soalnya niat mau naik kereta. Berhubung ujan deres, kita naik taxi abis beli gorengan.
Turun di stasiun Cawang, Windi nyari bis yang ke Blok M, kita turun ke stasiun. Beli tiket, pertamanya beli yang ekonomi non AC, soalnya ga lama akan dateng, eh ternyata penuh. Pas nanya ekonomi berikutnya jam brp, kata orangnya jam 6. Barengan sama ekonomi AC, jadilah kita beli yang Ekonomi AC, gara2 ngeliat kereta ekonomi yang penuh amburadul.
Kereta ekonomi AC juga ternyata penuh, ya lumayan lah ga gerah.
Naik, dan berdiri anteng *padahal dalam hati gue sama Vanny deg2an setengah mati, maklum berdua takut kereta*.
Sampe pocin, gue balik naik angkot dan mereka balik naik motor.
Ya sekian berita hari ini.. Cukup nambah pengalaman gue sama anak2 jalan2 jauh..hehehe
Sekali lagi makasih ya buat kalian yang udah baik banget mau nemenin aku sama ngehibur Affan...
:)
Sabtu, 03 April 2010
Belajar Untuk Berhenti Memaksa
Tadi, Sabtu, 3 April 2010.
Aku dengan segala kata2 sedikit memaksa, mengharap kamu tidak pulang. Aku tidak mau mengerti kenapa, yang aku fikirkan hanya pada pagi itu aku ingin bertemu lama. Kita masih bicara panjang lebar, bersenang-senang, berpeluk erat, tanpa ada yang lain yang kita fikirkan.
Pukul setengah 8 lewat *menuju pukul 8* setelah makan-makan, kamu terima telfon, orang di seberang sana meminta kamu pulang. Dengan sigap, buru-buru kamu pulang. Ada SMS masuk, aku tanya apa tidak di jawab, kamu hanya bilang 'nanti aku kasih kabar...'.
Aku tidak tenang, seperti ada sesuatu yang mengganjal. Aku bingung dan panik sendiri selama menunggu kabar kamu.
Jam 10.02 malam.
Ditengah kesibukan ku tweeting sama @vannyraissa handphone berbunyi, SMS masuk.
Kamu SMS...
Aku buka SMS tanpa menduga isinya akan se-emosional itu...
Aku merasa sangat bodoh.
For My Lovely, Affan...
Aku minta maaf, sejuta maaf.. Semestinya aku ga perlu maksa kamu buat nginep di Depok, tanpa aku tau yang kamu rasain... Seandainya kamu bilang kalo kamu kangen mama, sumpah aku ga akan maksa kamu nginep. Aku nyesel, yang. Aku bener-bener pengen waktu di ulang lagi. Paling ga kamu bisa ketemu mama lebih lama. Aku minta maaf, Sayang... Aku minta maaf... Kalo aku tau yang akan terjadi, SUMPAH AKU GA MAU MAKSA KAMU...
Ga kerasa, dari kemarin full satu minggu kita sama-sama, tanpa ada rasa yang aneh sedikitpun, kita ketawa-tawa.. Kita bercanda, kita iseng-isengan bareng, kita masih bicara tentang hal yang paling kita benci, kita masih nonton film bareng, kita masih bicara sayang... Tapi malam ini, sesuatu yang tidak pernah kita harapkan terjadi. Aku cuma ngerasa bersalah karena ngelarang kamu pulang.
Aku bingung harus gimana... Aku janji, aku akan belajar untuk berhenti memaksakan kemau-an aku...
SATU HAL... AKU GA AKAN KEMANA-MANA....
Ikhlas ya, Affan...
I love you ;*
Aku dengan segala kata2 sedikit memaksa, mengharap kamu tidak pulang. Aku tidak mau mengerti kenapa, yang aku fikirkan hanya pada pagi itu aku ingin bertemu lama. Kita masih bicara panjang lebar, bersenang-senang, berpeluk erat, tanpa ada yang lain yang kita fikirkan.
Pukul setengah 8 lewat *menuju pukul 8* setelah makan-makan, kamu terima telfon, orang di seberang sana meminta kamu pulang. Dengan sigap, buru-buru kamu pulang. Ada SMS masuk, aku tanya apa tidak di jawab, kamu hanya bilang 'nanti aku kasih kabar...'.
Aku tidak tenang, seperti ada sesuatu yang mengganjal. Aku bingung dan panik sendiri selama menunggu kabar kamu.
Jam 10.02 malam.
Ditengah kesibukan ku tweeting sama @vannyraissa handphone berbunyi, SMS masuk.
Kamu SMS...
Aku buka SMS tanpa menduga isinya akan se-emosional itu...
'Aku cm mhon bgt doa sm kamu buat satu orang, aku udh jd anak durhaka, mamaku pergi yang'
Tidak bohong, aku lemas, tidak sadar air mata jatuh. Hal pertama yang aku sesalkan cuma satu 'Kenapa aku harus maksa kamu nginep aja di Depok?'.Aku merasa sangat bodoh.
For My Lovely, Affan...
Aku minta maaf, sejuta maaf.. Semestinya aku ga perlu maksa kamu buat nginep di Depok, tanpa aku tau yang kamu rasain... Seandainya kamu bilang kalo kamu kangen mama, sumpah aku ga akan maksa kamu nginep. Aku nyesel, yang. Aku bener-bener pengen waktu di ulang lagi. Paling ga kamu bisa ketemu mama lebih lama. Aku minta maaf, Sayang... Aku minta maaf... Kalo aku tau yang akan terjadi, SUMPAH AKU GA MAU MAKSA KAMU...
Ga kerasa, dari kemarin full satu minggu kita sama-sama, tanpa ada rasa yang aneh sedikitpun, kita ketawa-tawa.. Kita bercanda, kita iseng-isengan bareng, kita masih bicara tentang hal yang paling kita benci, kita masih nonton film bareng, kita masih bicara sayang... Tapi malam ini, sesuatu yang tidak pernah kita harapkan terjadi. Aku cuma ngerasa bersalah karena ngelarang kamu pulang.
Aku bingung harus gimana... Aku janji, aku akan belajar untuk berhenti memaksakan kemau-an aku...
SATU HAL... AKU GA AKAN KEMANA-MANA....
Ikhlas ya, Affan...
I love you ;*
Senin, 29 Maret 2010
Saya Bangga Menjadi 'Saya'
Hidup semua orang sudah di gariskan sesuai kemampuannya. Allah tidak mungkin memberikan segala sesuatu yang berlebihan jika kita tidak mampu menanganinya sendiri dengan baik.
Saya, hidup di dunia ini juga tidak selalu dengan nasib baik. Kadang ada permasalahan buruk yang datang tiba-tiba tanpa saya sadari.
Kadang ada banyak hal buruk yang datang, tapi kita menganggapnya itu hanya cobaan, atau malah itu adalah cobaan terburuk yang pernah ada. Tapi sekali lagi yang harus di ingat, Allah tidak mungkin memberi sesuatu yang berlebihan.
Semua yang terjadi menyimpan makna tersendiri, tergantung bagaimana kita menjalaninya dan menyelesaikannya. Ketika kita bisa menyelesaikan dengan ikhlas dan baik, kita pasti menemukan makna yang baik dari masalah-masalah itu.
Saya dengan segala permasalahan kesusahan atau kebaikan dalam hidup saya.
Saya menjalaninya dengan ikhlas, santai dan bahagia. Lalu bisa dengan mudah melupakannya dan mencoba mencari petualangan hidup yang baru.
Saya bangga menjadi diri saya sendiri. Tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain.Saya bisa senang dan sedih sendiri. Saya bisa menghadapi segala keburukan sendiri, tapi saya berbagi ketika merasakan kesenangan untuk orang-orang di sekitar saya.
Tidak panik ketika ada berita buruk tentang saya, tidak terlalu senang jika ada kabar baik mengenai saya. Hadapi biasa saja, jalani dengan logika. Tidak perlu banyak bicara, cukup berbuat yang mau kita perbuat, yang baik untuk kita lakukan, yang tidak merugikan orang lain.
Saya mencoba untuk tidak berfikir licik dari penjilat-penjilat yang ada, saya mencoba untuk tidak meng-copy wajah saya agar bisa saya pamerkan di hadapan banyak orang.
Saya bangga menjadi saya sendiri, karena dalam 'saya', saya menemukan banyak kejutan di tiap hari-nya
Saya, hidup di dunia ini juga tidak selalu dengan nasib baik. Kadang ada permasalahan buruk yang datang tiba-tiba tanpa saya sadari.
Kadang ada banyak hal buruk yang datang, tapi kita menganggapnya itu hanya cobaan, atau malah itu adalah cobaan terburuk yang pernah ada. Tapi sekali lagi yang harus di ingat, Allah tidak mungkin memberi sesuatu yang berlebihan.
Semua yang terjadi menyimpan makna tersendiri, tergantung bagaimana kita menjalaninya dan menyelesaikannya. Ketika kita bisa menyelesaikan dengan ikhlas dan baik, kita pasti menemukan makna yang baik dari masalah-masalah itu.
Saya dengan segala permasalahan kesusahan atau kebaikan dalam hidup saya.
Saya menjalaninya dengan ikhlas, santai dan bahagia. Lalu bisa dengan mudah melupakannya dan mencoba mencari petualangan hidup yang baru.
Saya bangga menjadi diri saya sendiri. Tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain.Saya bisa senang dan sedih sendiri. Saya bisa menghadapi segala keburukan sendiri, tapi saya berbagi ketika merasakan kesenangan untuk orang-orang di sekitar saya.
Tidak panik ketika ada berita buruk tentang saya, tidak terlalu senang jika ada kabar baik mengenai saya. Hadapi biasa saja, jalani dengan logika. Tidak perlu banyak bicara, cukup berbuat yang mau kita perbuat, yang baik untuk kita lakukan, yang tidak merugikan orang lain.
Saya mencoba untuk tidak berfikir licik dari penjilat-penjilat yang ada, saya mencoba untuk tidak meng-copy wajah saya agar bisa saya pamerkan di hadapan banyak orang.
Saya bangga menjadi saya sendiri, karena dalam 'saya', saya menemukan banyak kejutan di tiap hari-nya
Senin, 08 Maret 2010
'Hukum Balik'
Mama : 'kamu lebih baik tidak berteman dengannya'
Ghe : 'kenapa?'
Mama : ' dia tidak sepadan sama kita, bukan level kita lah'
Ghe : 'tapi aku nyaman berteman dengannya, dia baik... Sangat baik'
Mama : 'tidak mau dengar alasan apa pun. Dia tidak ada baiknya sedikitpun !'
Ghe : '......'
***
Mama : 'siapa yang antar kau pulang?'
Ghe : 'teman...'
Mama : 'ya siapa? Sering sekali sekarang kau di antar teman mu pulang, terlalu baik'
Ghe : 'kenapa di larang? Toh dia juga tidak keberatan sedikitpun mengantarku pulang ke rumah dengan selamat.'
Mama : 'paling temanmu yang bukan satu derajat dengan kita'
Ghe : 'kenapa menilai sebelum mengetahui medan?'
Mama : 'feeling orang tua itu benar'
Ghe : 'bukan berati benar sebelum mengetahui medannya dalam jangka waktu lama kan?'
Mama : 'terserah katamu, aku tidak menyukainya'
***
Mama : 'Kenapa kau lama tidak menjumpai kekasihmu, Leo?'
Leo : 'ibu nya tidak suka padaku, katanya kami tidak satu derajat'
Mama : '.........' (menangis)
****
Dari apa yang anda baca di atas, sedikit kisah tentang.. Ya mungkin sesuatu yang bisa di bilang 'hukum balik'.
Kadang begini, kita mencoba untuk melarang sesuatu yang tidak kita sukai, dengan tujuan yang (mungkin) baik bagi kita, tanpa mengetahui apakah itu benar-benar baik. Ketika kita melakukan segala hal, menunjukan wajah tidak senang wajah hanya di bicarakan sedikit perihal itu, atau sampai murka ketika mendengar sesuatu yang tidak kita sukai itu. Di saat itu juga kita mungkin akan merasakan 'tamparan balik' untuk 'sekedar' mengingatkan bahwa cara yang kita lakukan (mungkin) salah.
Setiap orang hidup dan berkehidupan di dunia ini dengan dirinya, dan orang lain yang ada di sekelilingnya. Kenapa kita mencurigai orang-orang tertentu -yang mungkin tidak kita ketahui bagaimana dia-, bahwa orang-orang itu bukan orang yang baik ? Padahal mungkin saja, kita atau kerabat kita sebenarnya sangat membutuhkan orang-orang itu.
Pikir, semua yang kita larang, belum tentu itu membahayakan orang lain. Beri kesempatan orang lain untuk apapun, selama ia tidak merugikan. Karena kita sendiri tidak akan mau ada di posisi 'tidak mempunyai kesempatan'.
Ghe : 'kenapa?'
Mama : ' dia tidak sepadan sama kita, bukan level kita lah'
Ghe : 'tapi aku nyaman berteman dengannya, dia baik... Sangat baik'
Mama : 'tidak mau dengar alasan apa pun. Dia tidak ada baiknya sedikitpun !'
Ghe : '......'
***
Mama : 'siapa yang antar kau pulang?'
Ghe : 'teman...'
Mama : 'ya siapa? Sering sekali sekarang kau di antar teman mu pulang, terlalu baik'
Ghe : 'kenapa di larang? Toh dia juga tidak keberatan sedikitpun mengantarku pulang ke rumah dengan selamat.'
Mama : 'paling temanmu yang bukan satu derajat dengan kita'
Ghe : 'kenapa menilai sebelum mengetahui medan?'
Mama : 'feeling orang tua itu benar'
Ghe : 'bukan berati benar sebelum mengetahui medannya dalam jangka waktu lama kan?'
Mama : 'terserah katamu, aku tidak menyukainya'
***
Mama : 'Kenapa kau lama tidak menjumpai kekasihmu, Leo?'
Leo : 'ibu nya tidak suka padaku, katanya kami tidak satu derajat'
Mama : '.........' (menangis)
****
Dari apa yang anda baca di atas, sedikit kisah tentang.. Ya mungkin sesuatu yang bisa di bilang 'hukum balik'.
Kadang begini, kita mencoba untuk melarang sesuatu yang tidak kita sukai, dengan tujuan yang (mungkin) baik bagi kita, tanpa mengetahui apakah itu benar-benar baik. Ketika kita melakukan segala hal, menunjukan wajah tidak senang wajah hanya di bicarakan sedikit perihal itu, atau sampai murka ketika mendengar sesuatu yang tidak kita sukai itu. Di saat itu juga kita mungkin akan merasakan 'tamparan balik' untuk 'sekedar' mengingatkan bahwa cara yang kita lakukan (mungkin) salah.
Setiap orang hidup dan berkehidupan di dunia ini dengan dirinya, dan orang lain yang ada di sekelilingnya. Kenapa kita mencurigai orang-orang tertentu -yang mungkin tidak kita ketahui bagaimana dia-, bahwa orang-orang itu bukan orang yang baik ? Padahal mungkin saja, kita atau kerabat kita sebenarnya sangat membutuhkan orang-orang itu.
Pikir, semua yang kita larang, belum tentu itu membahayakan orang lain. Beri kesempatan orang lain untuk apapun, selama ia tidak merugikan. Karena kita sendiri tidak akan mau ada di posisi 'tidak mempunyai kesempatan'.
Search