Kamis, 18 Februari 2010

Surat Untukmu, Wahai Sahabat......

Untuk sahabatku tercinta,

Aku dengar berita tentang mu, tentang satu masalah terbesarmu. Aku harap yang aku dengar darimu adalah jawaban 'berita itu tidaklah benar'.
Tapi jika memang itu benar terjadi, sungguh aku turut prihatin, aku ikut merasakan kesulitanmu.
Kamu yang berjuang demi mendapatkannya, kini harus kehilangan dengan cara yang mungkin menurutmu tidak setimpal beratnya dengan cara kamu mendapatkannya. Sabar, sahabat...Itu cobaan mu, karena kita hidup dengan berbagai masalah yang belum tentu juga kita kuat menghadapinya.
Sabar sahabat, semoga ujian ini tidaklah nyata untukmu.

Ketika aku dengar berita itu, hatiku bagai tersayat juga, tidak terbayang rasanya jadi kamu yang mengalami sendiri. Ingin cepat bertemu untuk berbagi. Tentang kesulitanmu, lalu ku bantu semampuku...
Aku bukan siapa2 yang bisa membantu semua kesulitan mu dengan mulus, aku pasti berusaha, seperti usahamu mengembalikan kemampuan mu berdiri.

Teman, semua masalah ini jangan kau jadikan keterpurukan terdalam, kamu, aku dan yang lain tidak berjalan sendiri2. Kita akan saling membantu untuk berdiri tegak. Tenang, teman... Hidup ini berputar, cepat putar kembali rodanya agar kamu tidak terlalu lama di bawah...
Atur hidup kita, pilih yang terbaik, karena hanya kita sendiri yang tau apa yang terbaik...

Dengan berat masalahmu, aku terharu, sangat ingin kubantu... Sabar kawan, KAU PASTI BISA !

Minggu, 07 Februari 2010

Chanessa.....

Chanessa : "Aku bukan apa-apa. Melainkan bagai debu yang kapan saja akan terbang tertiup angin"

***

Minggu

Dev : "Tolong bantu aku ini !"
*Tidak berapa lama
Dev : "Sekarang bersihkan yang ini !"
*Chanessa berkata iya
*Setengah jam kemudian
Chanessa : "Boleh aku keluar sebentar?"
Dev : "Untuk apa? Tidak ada kesenangan di luar sana! Diamlah di sini, banyak urusan esok hari"
*Chanessa diam, memendam.

***

Senin

Dev : "Kau harus menyelesaikan semua tugasmu, lalu ikut aku!"
*Chanessa lagi-lagi diam
*Tiga jam kemudian, mereka keluar, lalu pulang larut malam

***

Selasa

Dev : "Selesaikan yang ini !"
Chanessa : "bukan aku yang membuatnya sekotor ini! Aku tidak kesini sebelumnya!"
Dev : "Ini tugasmu, bukan yang lain!"
*Untuk kesekaian kalinya Chanessa memendam
*Semua terjadi berulang kali, tidak henti, tidak berbalik baik

***

Rabu

Chanessa : "Aku harus keluar, ada sambutan meriah!"
Dev : "Tidak perlu, sambutan itu bukan untukmu"
*tidak terkira
Leo : "Dev, aku akan pergi...Jaga rumah!"
Dev : "Baiklah"
*Chanessa dalam hati : 'Yaa selalu...'

***

Kamis

Chanessa : "Apa yang harus aku lakukan hari ini?"
Dev : "Lakukan semua seperti biasa! Tugas mu!"
Chanessa : "Siapa aku sebenarnya ?"
Dev : "Kau pesuruh ku"
Chanessa : "Pembantu maksudmu ?"
Dev : "Sama sekali bukan..."
Chanessa : "Lalu ?"
Dev : "Hentikan pertanyaanmu!"
*Dev mulai marah
Chanessa : "Aku punya dunia sendiri, kenapa selalu di usik untuk keperluan 'rapi-merapi-kan' mu?"
Dev : "Kau numpang hidup di sini!"

*Chanessa berlari ke arah dapur, mengambil pisau daging paling besar yang ada di rumah itu. Lalu kembali lagi ke hadapan Dev

Dev : "Apa yang akan kamu lakukan ?"
*Dev heran
Chanessa : "Aku bukan apa-apa. Melainkan bagai debu yang kapan saja akan terbang tertiup angin"
*menggorok lehernya sendiri
Dev : "..............................................."

*****


Siapa Chanessa ?
Kenapa Chanessa ?
Untuk apa Chanessa ?